Kamis, 24 Januari 2013

Sudut Pandang Nayla


duduk diayunan didepan rumah sambil sesekali menoleh kelangit yang hanya sedikit bintang yang berkilauan pada malam itu.
sesosok gadis remaja benrnama nayla sedang memikirkan tentang sesuatu difikirannya.
ya benar, tentang laki-laki yang dia kenal beberapa waktu lalu.

benaknya menerawang tak ada seorang laki-lakipun yang teristimewa dihidupnya.
kecuali sang ayah.

menurutnya semuanya sama saja.
gadis itu merasakan kebebasan didalam ruang jeruji yang selalu mengawalnya kemanapun dia pergi.
dia menghargai semua perhatian yang diberikan oleh kekasihnya itu.
tapi dilubuk hatinya yang paling dalam dia merasa tidaklah nyaman seolah-olah dikawal seperti putri raja kemana saja.

Nayla ingin bebas terbang layaknya merpati yang bisa hinggap dimana saja
dibenaknya terbesit "selagi kau percaya, aku takkan hinggap difahan lain selain kamu."
tapi sayangnya kekasih yang ia cintai tak membiarkannya terbang lepas, mengikat kakinya dengan sehelai benang tipis.

Nayla merasa tersiksa dengan segala tuntutan dan kemauan dunia.
terkadang ingin rasanya gadis itu ingin dan semakin berniat menghilang dari sang pangeran.

hatinya bergumam pelan
"aku merpati tapi tak kau biarkan aku terbang tinggi. lalu apa gunanya sayap-sayapku ini ? apakah kau akan membiarkan sayap ini layu dengan sendirinya? dan sampai kau mulai bosan melihatku hinggap didahanmu. dan saat kau jenuh sayapku mulai rapuh, kau patahkan dahanmu dan kau biarkan ku jatuh kedaratan batuan yang amat pedih"

perlahan ia menutup mata dan mulai bersandar disisi ayunan hijau miliknya ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar