Berulang kali jam weker kecil berwarna hitam pemberian miko yang
ditaruh disudut ruangan itu berbunyi. Tapi tak ada satupun makhluk yang bangun
dan keluar dari alam mimpi mereka. Sepertinya mereka masih betah untuk tetap
bertahan dialam yang tak nyata itu.
“ya ampun!” jean kaget sambil menoleh kearah jam weker kecil miliknya.
“bunda kenapa gak bangunin aku?” teriaknya
“maaf bunda juga ketiduran sayang” bunda bergegas untuk segera kekamar
mandi dan menyiapkan sarapan untuk anggota keluarganya.
“jean ada tes pagi ini bunda.” Jean berteriak seperti anak ayam yang
kehilangan induknya. Jean bergegas menuju kekamar mandi.
“ayah heran bun, Jean itu udah gede, udah kuliah tapi tetap aja belum
bisa bangun sendiri. Ckck” keluh ayah sambil menghirup aroma kopi dicangkir
coklatnya.
“iya yah, mungkin karna dia kecapean gara-gara belajar hingga larut
malam” timpa bunda sabar.
Percakapan mereka terhenti ketika tiba-tiba terdengar suara teriakan
dari kamar Jean “bunda liat sepatu aku gak? Kemaren kan aku taruh dibelakang pintu
kamarku” ucapnya.
“tuh kan baru aja diomongin udah teriak teriak lagi anak yang satu
itu.” Dan ayah mengeluh lagi sambil mengusap usap dahinya dan kemudian
menggigit sepotong roti saus kacang yang telah disiapkan oleh bunda.
Bunda hanya tersenyum dan mengambilkan sepatu milik Jean yang sengaja
dipindahkannya ke rak sepatu. Bunda melangkah menuju kamar Jean. Bergegas bunda
membuka pintu dan memberikan sepatu Jean.
“makasi bunda sayang” ucapnya sambil mencium pipi bunda
“kamu ya kalau ada maunya aja langsung berubah jadi baik-baikin bunda”
sambil mengelus elus kepala anaknya yang sedang memasang sepatu biru nya.
“udah ya bun Jean berangkat dulu, assalamualaikum bunda sayang.” Jean
menyalami tangan bunda dan sekali lagi mencium pipi bundanya.
“ayah Jean berangkat dulu ya, asslamualaikum ayah.” Ucapnya.
“waalaikum salam, hati-hati ya nak.” Kata ayah
Keluarga Jean bisa dibilang sangat harmonis. Ayahnya memiliki sebuah
mini market kecil didepan rumahnya, sedangkan bunda hanya sebagai ibu rumah
tangga yang kadang-kadang membantu ayah ditoko miliknya. Jean anak pertama dari
3 bersaudara. Ia sangat menyayangi adik-adiknya.
Dengan cepat ia melangkahkan kakinya. Saat itu yang ada dibenaknya
hanya segungung kebahagiaan yang menjulang tinggi atas nikmat yang diberikan
Tuhan kepadanya. Dia tersenyum sambil menatap langit yang cerah dipagi ini.
Terbesit doa kecil dilubuk hatinya yang paling dalam.
Tuhan terimakasih atas nikmatmu
Pagi ini begitu cerah
Secerah hati dan wajah yang
berseri dari keluargaku
Anugerahmu sangatlah berarti
Kau lah segalanya, Tuhan semesta
alam
Semoga niat baikku dipagi ini
engkau ridhoi
Nyanyian burung mengiringi
langkahku
Seolah mereka mengerti rasa
dihatiku saat ini
Angin bertiup dengan mesranya
Penyejuk hati pelipur lara
Aku sungguh bahagia
“yes tepat waktu!” sahut Jean. Ia bergegas menuju kelas sastra. Hari
ini ada tes semacam kuis sebelum UAS.
Miko yang telah lebih dulu tiba menyapa Jean.
“pagi sayang” sahut Miko
“pagi juga sayang” balas Jean.
“cerah ya pagi ini. O iya kok telat datangnya?” Tanya Miko
“biasa telat bangun mik. Hehe” jawab Jean sambil mengeluarkan buku dan
pulpen dari tas kecilnya.
Jean Putri Yuwinata termasuk salah seorang mahasiswi yang cukup cerdas
dikampusnya. Dia mempunyai hobby menulis dan tidak sedikit piala dan piagam yang
telah berhasil ia peroleh. Meskipun ia termasuk murid yang paling kecil dari
segi umur dikampusnya.
“kamu ya, dari dulu gak bisa berubah. Selalu telat bangun.” Ucap Miko
sambil mengelus rambut hitam panjang Jean. Jean hanya tersenyum memandang wajah
lembut Miko.
Miko Nugraha adalah pacar Jean sejak kelas satu SMA. Miko dan Jean
selalu bersama-sama hingga mereka menginjak perguruan tinggi. Miko adalah cowo
idaman Jean yang memiliki kulit lumayan putih, tinggi, berhidung mancung,
rambut ikal dan kalau masalah body mah gak usah ditanya.
“hey kok ngeliatinnya gitu banget sih?” Tanya Miko.
“gak boleh ya? Aku kan sayang kamu.” Jawab Jean usil dan mencubit pipi
Miko.
^,^
a